Langsung ke konten utama

Gurihnya Latiao: Sebuah Tinjauan Mendalam tentang Camilan Kontroversial Ini

 

Sumber: Aliexpress


Makanan ringan Tiongkok yang populer, latiao, kini menjadi buah bibir di kalangan konsumen. Dikenal dengan bentuknya yang mirip sate, camilan ini terbuat dari campuran tepung terigu dan bumbu khas yang memberikan cita rasa pedas dan gurih. Meskipun deskripsi produk menjanjikan bahan-bahan yang tidak meragukan, pertanyaan tentang kehalalan latiao tetap mengemuka.

Produk ini, terutama yang berasal dari merek WULAMA, sering kali diklaim sebagai produk halal oleh beberapa penjual di platform e-commerce. Bahan-bahan seperti tepung kacang kedelai, kinako, minyak nabati, dan bumbu lainnya memberikan kesan aman untuk dikonsumsi oleh umat Muslim. Namun, status kehalalan dari LPPOM MUI masih belum diakui, menciptakan keraguan di kalangan konsumen.

Wei Long, merek latiao lainnya, juga menawarkan komposisi yang dianggap aman, dengan menggunakan bahan seperti tepung gandum, air, minyak sayur, garam, gula, dan bumbu lainnya termasuk cabai. Meskipun bahan-bahan tersebut mungkin tidak mencurigakan, namun perlu diingat bahwa kehalalan suatu produk tidak hanya tergantung pada bahan dasar, tetapi juga pada proses produksi dan pengolahan.

Penting untuk mencatat bahwa, saat ini, belum ada produk latiao yang terverifikasi halal oleh LPPOM MUI. Ustadz Firanda Andirja, seorang ulama, menekankan bahwa jika seorang Muslim merasa ragu terhadap kehalalan produk dari negara lain yang tidak memiliki label halal, lebih baik untuk menghindarinya.

Sebuah hadits menyatakan bahwa makanan dianggap suci dan halal hingga terbukti sebaliknya. Namun, hal ini juga membuka ruang bagi interpretasi dan kehati-hatian dalam memilih makanan. Menurut riwayat Imam At Thayalisi dari Ibn 'Abbas RA, Rasulullah SAW, ketika melihat sepotong keju dari daerah non-Arab, meminta untuk memotong dan memakannya.

Maka, keputusan untuk mengonsumsi latiao atau tidak akhirnya bergantung pada pilihan masing-masing individu. Dengan kehalalan yang masih dipertanyakan, bijaklah untuk mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan pribadi sebelum menikmati camilan ini.

Komentar